Prostitusi Online Terkuak, Tarif Sekali Kencan Rp500 Ribu Hingga Rp2 Juta

Hukum36 Dilihat

KENDARI – Polsek Baruga menggerebek belasan remaja di salah satu hotel jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, Selasa 6 April 2021.

Kapolsek Baruga AKP. I Gusti Komang Sulastra mengatakan, penggerebekan ini dilakukan terkait informasi adanya dugaan kegiatan prostitusi di hotel tersebut melalui media sosial yakni aplikasi Michat.

Kemudian Polsek Baruga melakukan pemeriksaan dan penggeledahan hotel dan dikamar bernomor 314 ditemukan ada 11 perempuan diduga dibawah umur yang tidak memiliki identitas KTP.

“Atas berdasarkan informasi kemudian lalu melakukan pengembangkan dengan mendatangi TKP. Mereka disana ada yang menunggu tamu, ada yang menggunakan aplikasi Michat, dan ada juga telah diarahkan oleh temannya untuk mendapatkan tamu,” ungkapnya, Rabu 7 April 2021.

Gusti menjelaskan, dugaan adanya kerjasama antara pihak hotel dengan para remaja, saat ini masih didalami. Bahkan pemilik hotel berinisial AR (40) saat ini telah dimintai keterangan.

BACA JUGA :  Polres Konut Amankan 124,08 Gram Narkoba dan 10 Tersangka, Terdapat Kelompok Asal Medan

Setelah dimintai keterangan oleh penyidik, dari 11 remaja berinisial TJ (19), WD (18), WA (21), EF (20) HN (20), NW (20), AA (17), DO (17), AP (18), EL (17) TE (17) mengaku berprofesi sebagai pelayan nafsu hidung belang dengan tarif minamal, Rp500 ribu hingga Rp2 juta rupiah.

“Ada sebagian masih berstatus pelajar, dan ada juga yang telah putus sekolah. Usianya antara dari 18 sampai 21 tahun. sesuai yang disampaikan bahwa ke 11 remaja ini, mereka menjajakan dirinya, mereka dibayar antara Rp500 ribu sampai dengan Rp2 juta dalam satu kali kencan,” bebernya.

Menurut dia, dari pengakuan ke 11 perempuan itu telah seminggu berada di dalam kamar dan pada saat penggerebekan tidak ditemukan laki-laki dikamar perempuan.

BACA JUGA :  Diduga Cemari Laut, Tongkang Yang Karam di Konservasi TWAL Labengki Diadukan ke Polda Sultra

“Mereka melakukan itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mereka menggunakan uang hasil kegiatan untuk bersenang-senang. Pada saat melakukan penggerebekan mucikari tidak ada ditempat, pastinya kami akan mengembangkan lagi,” tuturnya.

Tak hanya itu, prostitusi online telah ditekuni selama berbulan-bulan untuk memenuhi kebutuhan. Lebih lanjut, dari penangkapan ke 11 ini, merupakan proses pengembangan dari penangkaoan keempat remaja sebelumnya.

“Bermacam-macam, ada yang mengatakan dirinya baru sebulan. Ada juga yang katakan dirinya sudah lama. Dari ke 11 ini mempunyai kelompok-kelompok tersendiri, ada yang cuma berdua, ada yang berlima dan ada juga yang bertiga,” jelasnya.

Laporan: Aldi R

Komentar