Pengurus HIPTI Resmi Dilantik

Metro175 Dilihat

KENDARI – Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI) resmi dikukuhkan dan dilantik oleh DPP LAT untuk masa kepengurusan 2021-2026, di salah satu hotel Kota Kendari, Senin 29 Maret 2021.

Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI) ini lahir dari keresahan pengusaha lokal yang merasa tidak diberi ruang dalam berwirausaha di daerah sendiri.

Anton S.H selalu Dewan Pembina HIPTI mengingatkan agar pengusaha dari luar untuk tidak mengambil alih tanah leluhur.

“Jangan teman-teman pengusaha luar ini, hanya bermodalkan selembar kertas lalu merasa bahwa sudah memiliki dan menguasai tanah leluhur nenek moyang yang kami sudah punya,” tegasnya saat diwawancarai oleh awak media.

Sambungnya, Ia juga meminta agar pengusaha HIPTI diberikan ruang untuk dapat berkolaborasi secara bersama-sama mengelolah potensi sumber daya alam yang ada.

BACA JUGA :  Sambut Hari Jadi Bhayangkara ke-78 Tahun, Polda Sultra Tanam 780 Bibit Pohon

“Jangan dikuasi, kalau kalian menguasainya maka ada saatnya anggota HIPTI akan melakukan sebuah gerakan, sebuah perlawanan kali ini kemudian tidak di indahkan,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Rusmin Abdul Gani selaku Dewan Pengawas HIPTI menjelaskan untuk pengusaha lokal jangan ada ketakutan dan menghindari pemikiran bahwa HIPTI hadir hanya sebagai bentuk mengeksklusifkan diri.

“Melalui momentum ini, apa lagi Sultra lagi dikenal nikelnya, lagi dikenal banyak investasinya. Kita ingin orang tau bahwa di Sultra itu ternyata ada suku Tolaki,” jelasnya.

BACA JUGA :  HUT Bhayangkara ke-78 Tahun, Biddokkes Polda Sultra Gelar Bakti Kesehatan Bagi Masyarakat Kurang Mampu

Ia juga menerangkan agar masyarakat dan pemerintah menghilangkan kekhawatiran bahwa HIPTI lahir untuk menyeruduk pemerintah. Justru HIPTI lahir untk berkolaborasi dengan pemerintah.

“Kami akan membantu pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan baru, usaha baru. Insya Allah HIPTI berkomitmen itu,” Terangnya.

Sementara Ketua Umum HIPTI yang telah resmi dilantik, Muh Alkobar menegaskan, jika pengusaha lokal enggan untuk menjadi penonton di daerah sendiri.

“Dari situ harus diperhatikan, kami harus jadi pemain tidak mau di anak tirikan oleh pemerintah. Silahkan, kita terbuka untuk yang lain apa lagi Sulawesi Tenggara yang mejadi surga investasi dunia saat ini,” ungkapnya.

Laporan : A. Arif

Komentar