KONAWE UTARA – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Samir mengendus dugaan permainan dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) dari tenaga pendidikan.
Pasalnya, dirinya menerima keluhan dari salah satu guru di Kecamatan Andowia yang mengikuti seleksi PPPK yang digelar beberapa waktu lalu.
Kata dia, sang guru pada pengumuman pertama dinyatakan lulus dan mengisi formasi. Namun, mirisnya secara mengejutkan tiba-tiba saja kembali dinyatakan tidak lulus.
“Saya menduga ada permainan di sini. Memang tesnya online tapi kan yang mengoperasikan itu manusia. Pertama lulus dan tiba-tiba kembali dinyatakan tidak lulus, ini kan jadi tanda tanya,” katanya, Senin 1 November 2021.
Politisi asal Partai Hanura ini juga menyoroti kinerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Konut, yang terkesan lepas tangan dan tanggungjawab.
“BKPSDM dan Diknas harus peka terhadap persoalan ini. Dua instansi ini perpanjangan tangan pemerintah pusat jika ada keluhan. Apa sang guru ini kita suruh menghadap langsung ke Kementerian, kan lucu. Apa gunanya dua instansi ini. Setiap pembahasan anggaran kita berikan perjalanan dinas kalau masalah ini mereka tidak mampu suarakan ke Kementerian,” geramnya.
Menurut Samir, persoalan yang menimpa salah satu guru di Kecamatan Andowia tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Karena bisa jadi terdapat guru yang menjadi korban yang sama.
“BKPSDM dan Diknas jangan duduk saja di kantor. Ini ada persoalan yang menimpa masyarakat kita, apa susahnya mereka ke Kementerian mengkroscek kenapa bisa terjadi. Kan ada dana perjalanan dinas yang kita berikan,” tutupnya.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media ini belum dapat mengkonfirmasi BKPSDM maupun Dinas Pendidikan Konawe Utara.
Laporan : Mun