Pemprov dan Surya Institute Bersinergi Tingkatkan Kualitas SDM Pelajar di Sultra

Metro72 Dilihat

KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) dibawah kepemimpinan H. Ali Mazi SH dan Dr. H Lukman Abunawas SH MH M.Si tak hentinya memperlihatkan keseriusan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bumi Anoa.

Kali ini Pemprov Sultra menggandeng Surya Institute (SI) yang merupakan salah satu tokoh pendidikan nasional, Prof Yohanes Surya PhD.

Olehnya itu, melihat keseriusan dan kesuksesan SI melalui sejumlah programnya di Indonesia, diantaranya Ambon Pintar Matematika hingga Program Daerah Tertinggal dimana mampu menghantarkan Jayapura menjadi pencetak juara-juara Olimpiade, membuat Gubernur Provinsi Sultra, H Ali Mazi merasa tepat memilih SI dalam memberikan kesempatan kepada putra-putri tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sultra.

Gubernur Provinsi Sultra, H Ali Mazi SH, dalam pidatonya mengatakan, program yang dilaksanakan SI cukup tepat dalam menjaring siswa-siswi tingkat SMA di Sultra, khususnya anak-anak yang memiliki motivasi belajar tinggi.

“Provinsi Sultra terdiri dari daratan hingga kepulauan, baik mudah dijangkau hingga yang sulit terakses. Dari setiap sudut-sudut wilayah tersebut, tentu banyak anak-anak kita tingkat SMA maupun SMK memiliki cita-cita tinggi melanjutkan pendidikan ke luar negeri, ataupun juga ingin berkompetisi pada ajang bergengsi dalam bidang ilmu pengetahuan. Olehnya, Pemprov Sultra tak hentinya mencari akses untuk memfasilitasi keinginan dan impian tersebut diantaranya dengan menggandeng SI,” ucap orang nomor satu di Provinsi Sultra ini.

BACA JUGA :  HUT Bhayangkara ke-78 Tahun, Biddokkes Polda Sultra Gelar Bakti Kesehatan Bagi Masyarakat Kurang Mampu

Gubernur Sultra juga menerangkan, pihaknya secara resmi telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia antara Gubernur Sultra dengan Ketua Dewan Pembina SI, Prof Yohanes Surya PhD, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) oleh SKPD teknis, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra.

“Melalui Dikbud Sultra akan melihat anak-anak kita di daratan hingga kepulauan di Sultra, yang memiliki motivasi belajar tinggi tanpa melihat latar belakang sosial ekonomi orang tuanya, sehingga Tahun 2022 Pemprov Sultra telah memiliki utusan-utusan yang siap dikirim untuk mengikuti proses penempaan di SI,” terangnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD mengatakan, pihaknya siap melaksanakan kesepakatan MoU tersebut, yang rencananya mulai mengirimkan 20 orang siswa pada Tahun 2022, untuk belajar di SI.

“SI ini telah memiliki reputasi sangat baik dalam mencetak juara-juara Olimpiade seperti di Papua. Olehnya, Gubernur Sultra mengharapkan bisa membuat project serupa untuk Sultra, dimana setiap tahunnya akan mengirim utusan,” terang

Akademisi asal Mornene Bombana ini. Menuturkan, selain mencetak juara-juara Olimpiade asal Provinsi Sultra, kerjasama itu juga akan memberikan akses bagi siswa untuk mengikuti tes ke perguruan tingggi yang ada di Jerman, mengingat SI juga telah menjajaki dan berkerasama dengan perguruan-perguruan tinggi yang ada di salah satu negara maju di dunia tersebut.

BACA JUGA :  Sambut Hari Jadi Bhayangkara ke-78 Tahun, Polda Sultra Tanam 780 Bibit Pohon

“Sekedar gambaran singkat, saat menempuh pendidikan S1 di Jerman nantinya, tidak ada pembayaran kuliah selain biaya hidup yang ditanggung sendiri. Namun biaya hidup ini juga akan mendapatkan bantuan melalui kerjasama Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, mengingat Ketua Dewan Pembina SI, Prof Yohanes Surya PhD merupakan Penasihat Khusus Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, yang insya allah siap memfasilitasi dan membantu Pemprov Sultra,” terang Alumni S3 The Australian National University of Cambera ini.

Pencetus Proper PERAU GADIK di Bumi Anoa ini menambahkan, adapun siswa tingkat SMA yang akan dijaring nantinya merupakan siswa kelas tiga atau kelas XII, kemudian difasilitasi mengikuti ujian termasuk tes belajar ke luar negeri.

“Sesuai pesan dari Prof Yohanes Surya PhD bahwa siswa yang dikirim tidak perlu yang pintar, tetapi memiliki motivasi dan semangat belajar tinggi. Nanti di SI lalu diberikan proses belajar mengajar lagi. Adapun masalah penguasaan bahasa asing, pasti setiap siswa telah mempelajari dasar-dasarnya, sehingga di SI akan dilatih lebih mahir. Tetapi, terkait seleksi Dikbud Sultra tetap akan meminta asistensi dari SI,” tutup Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini.

Laporan: Renaldy

Komentar