2022, Dinas Ketapang Konut Kembangkan Pemamfaatan Pekarangan Rumah

Daerah, Konawe Utara83 Dilihat

KONAWE UTARA – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mencanangkan program pemamfaatan pekarangan rumah sebagai lahan produktiv.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Konut, Rudin Sudo mengatakan, penanaman sayuran dihalaman pekarangan dibagi dalam tiga zona di 13 kabupaten.

Dimana zona 1 berada di wilayah Kecamatan Lasolo, Molawe, Wawolesea, Lembo, Sawa dan Motui dengan penanggungjawab Dinas Tanamanan Pangan dan Peternakan.

Kemudian Zona 2 berada di Kecamatan Andowia, Asera dan Oheo dibawah naunhan Dinas Ketahanan Pangan dan Zona 3 Kecamatan Langgikima, Landawe dan Wiwirano dimana Dinas Perkebunan dan Hotikultura menjadi penanggungjawab.

BACA JUGA :  Mantan Kepala BKAD Konut Angkat Bicara Terkait Pinjaman Daerah

“Kepala desa, lurah, camat dan puskesmas diberikan tanggungjawab untuk memamfaatkan pekarangan rumah,” katanya, Senin (31/1/2022).

Anggaran yang dihabiskan dalam pembukaan lahan hingga panen sebesar Rp.25 juta per hektare. Selain itu seluruh kepala desa di Konut, lanjut Rudin Sudo, diberikan tanggungjawab membuka lahan pekarangan seluas 1 hektare.

“Masyarakat tidak terukur berapa luasan lahannya, kita akan lihat lokasinya dan Pak Bupati sudah siapkan anggaran untuk bibit melalui instansi kami dan pupuk melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan,” ujarnya.

“Kalau dinas dan kepala desa masing-masing tanggung biayanya karena mreka masukan ke APBDes,” sambungnya.

BACA JUGA :  PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2024

Tak hanya itu, masyarakat diberikan kemudahan, karena penjualannya sendiri nanti akan ditangani oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Konasara.

“Mereka yang beli langsung ke petani. Masyarakat akan menanam 16 macam sayuran yang akan disuplai ke perusahaan,” ucapnya.

Dia menambahkan, saat ini sudah ada beberapa kelompok tani untuk penanaman sayuran yang masuk ke instansinya.

“Kita akan kumpul satu kali baru kita turunkan tim apakah layak dibantu atau tidak. Karena pengalaman kita banyak permintaan bibit tapi setelah kita turun lokasi, ternyata lahan tidak siap,” tutupnya.

Laporan : Mun

Komentar