Site icon KonasaraNews.com

Ruksamin-Syafei Bawah Misi “Sultra Pusat Energi Dunia”

Ketgam : Calon Gubernur Ruksamin dan Calon Wakil Gubernur Syafei Kahar saat melakukan konferensi pers usai mendaftar di KPU Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (30/8/2024). Foto : Renaldi

KENDARI – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin – Sjafei Kahar resmi mendaftarkan diri di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis (29/8/2024).

Ruksamin – Syafei merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan Gelora. Para rombongan tiba di Kantor KPU Sultra bersama ribuan simpatisan sekitar pukul 17:00 dan selesai melakukan pendaftaran sekitar 18:30 Wita.

Melalui konferensi persnya Ruksamin mengatakan, tahap selanjutnya ia bersama Wakilnya Sjafei Kahar akan melakukan tahapan pemeriksaan kesehatan di RSUD Bahteramas Kota Kendari.

“Syukur alhamdulillah hari ini, kami telah selesai melakukan pendaftaran dan berkas pendaftaran kami dinyatakan diterima oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya besok kami juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Bahteramas,” kata Ruksamin kepada awak media usai melakukan pendaftaran.

Bupati Konawe Utara (Konut) 2 periode ini mengaku, ia bersama Sjafei Kahar hadir untuk masyarakat Sultra, dengan misi menjadikan Sultra sebagai pusat energi dunia.

“Kami hadir untuk selaras, Haji Ruksamin- Sjafei Kahar selalau ada untuk rakyat Sultra. Visi misi kami, insha akan menjadikan Sultra sebagai pusat energi dunia. Kami jabarkan ada sembilan energi, yang kemudian akan dimanfaatkan oleh masyarakat Sultra,” tegasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, pasangan Ruksamin-Sjafei sangat optimisme bisa memenangkan pertarungan di Pilkada 27 November mendatang. Meski hanya mengunakan perahu sampan alias diusung oleh dua partai kecil, PBB dan Gelora.

“Kami hanya menumpangi sampan tapi, Ruksamin-Sjafei Kahar akan mendayung mengarungi semua pulau-pulau yang ada di Sulawesi Tenggara, dalam mengayung sampan insha Allah kami bisa membersihkan sampah dimana saja dan kami bebas untuk berlabuh dimanapun. Karena naik kapal pesiar, harus ada pelabuhan khusus yang harus kita lewati dan tidak semua bisa dibersihkan,” pungkasnya.

Laporan: Renaldi

Exit mobile version