KENDARI – PT Bumi Nickle Pratama (BNP) menyangkal atas tudingan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) terkait penambangan nikel secara ilegal di Blok Morombo, Konawe Utara (Konut).
Menurut Direktur Utama PT BNP, Askiran Razak, aktivitas penambangan nikel PT PNB memilik dokumen perizinan yang lengkap. Sehingga dengan dasar itu, pihaknya berani melaksanakan penggalian ore nikel diatas lahan seluas 1969 hektar (Ha).
“Semua dokumen kami bisa cek. Tidak mungkin kami berani menambang kalau kami tidak memiliki legalitas yang lengkap. Apalagi sekarang Mandiodo (Kasus korupsi tambang di WIUP PT Antam,” lagi panas-panasnya,” kata dia kepada awak media ini, Sabtu (16/9/2023).
Sehingga Askiran Razak, sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan Ditreskrimsus Polda Sultra yang dimana menahan sejumlah alat berat milik PT PNB, karena dianggap telah melakukan aktivitas penambangan ilegal.
Untuk itu, pihaknya akan menempuh jalur hukum, sebab apa yang dilakukan Ditreskrimsus Polda Sultra diduga tidak prosedural menahan alat berat perusahaan.
“Tentu kami akan melaporkan ke Propam dan Mabes Polri,” tegasnya.
Dia juga menambahkan, bahwa dirinya sudah menerima undangan klarifikasi dari penyidik, dan dirinya akan datang dengan membawa dokumen legalitas perusahaan dan perizinan PT BNP.
“Undangan klarifikasi Senin depan, kami akan datang. Seharusnya klarifikasi didepan bukan klarifikasi setelah dilakukan penahanan terhadap alat berat kami,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Tim Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) amankan sejumlah alat berat yang sedang melakukan aktifitas penambangan ilegal di wilayah Blok Marombo, Konawe Utara (Konut), Jumat (15/9/2023) kemarin.
Alat yang diamankan, salah satunya milik PT BNP berupa alat berat excavator dan buldoser. Karena diduga kuat ilegal, tim Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sultra kemudian memasang garis polisi di lokasi penambangan yang dilakukan oleh PT BNP dan PT BTM. Selain memasang garis polisi, tim juga mengamankan enam alat berat berupa lima ekcavator dan satu unit doser.
“Saat ini kita masih lakukan penyelidikan. Kita masih kumpulkan bukti kuat dulu, soalnya ini masih dugaan sementara perusahaan yang kita temukan lakukan kegiatan ilegal,” ujar Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sultra, Kompol Ronald Arron Maramis.
Ronald menerangkan, patroli mining yang dilaksanakan itu merupakan tindak lanjut laporan dari adanya laporan informasi masyarakat.
“Setelah terima informasi tersebut, anggota kami langsung bergerak cepat melakukan patroli ke lokasi di Morombo. Dan ternyata benar saja ditemukan diduga kegiatan ilegal mining,” katanya.
Laporan : Renaldy
Komentar