KONAWE UTARA – PT Aneka Tambang Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), enggan memberikan pernyataan terkait aktivitas penambangan nikel di Eks IUP PT Sriwijaya Raya di Desa Tapuemea.
Salah satu Manajemen PT Antam Konut, Endang saat dikonfirmasi awak media ini melalui pesan singkat WhatsApp enggan berbicara.
“Waduh sy tdk berani beri komentar takut salah,” katanya singkat, Senin malam (4/9/2023).
Awak media ini mencoba mengkonfirmasi salah satu pegawai PT Antam, Umar. Namun, dirinya mengatakan jika telah pindah tugas ke kantor pusat.
“Saya sudah di kantor pusat bosku,” katanya melalui sambungan telepon, Selasa (5/9/2023).
Kemudian awak media ini diarahkan untuk mengkonfirmasi salah satu Manajemen PT Antam Konut, Pahrul.
Namun sayangnya, pesan singkat media ini tidak juga mendapat jawaban padahal pesan yang dikirim lewat WhatsApp masuk, ditandai dengan centang dua.
Sebelumnya, salah satu sumber terpercaya kepada media ini menuturkan, jika yang menggunakan Jetty di Desa Tapuemea tersebut tidak memiliki keterikatan kerja sama baik dengan KSO maupun PT Antam.
“Kalau yang pake kemarin jetty itu (PT Sriwijaya Raya red) yang tidak berkontrak dengan kami. Yang menambang di Eks Sriwijaya,” katanya, Senin (4/9/2023).
Ditanyai bagaimana bisa terjadi penambangan di Eks IUP PT Sriwijaya Raya yang telah menjadi hak PT Antam, dia menjelaskan itu semua dilakukan karena diduga menggunakan jalur koordinasi.
“Koordinasi dan kalau mau pengapalan menggunakan dokumen terbang (Dokter red),” jelasnya.
Laporan : Mumun