Tangan Dingin Bupati Ruksamin, Tangani Inflasi di Konut Lewat Program P2KP

Daerah, Konawe Utara107 Dilihat

KONAWE UTARA – Bupati Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin memiliki program unggulan dalam rangka pengendalian inflasi dan respon terhadap tingginya inflasi pangan.

Untuk menguatkan inovasi dan sinergi kebijakan, Bupati Ruksamin menghadiri acara launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dalam rangka membangun sinergi dan kebijakan yang selaras dengan peta jalan pengendalian inflasi daerah, Bupati Ruksamin menghadirkan satu terobosan program unggulan dalam pengendalian inflasi pangan.

Program pengembangan kebun pekarangan atau sering disebut P2KP itu, sembari menyesuaikan dengan perkembangan era digital. Pemkab Konut menghadirkan aplikasi yang dinamakan “Pak Tani Konasara” dengan tujuan meningkatkan produktivitas, efisiensi dan keuntungan pada usaha pertanian.

BACA JUGA :  Sejumlah Kader DPC Partai Gerindra Dukung Ikbar-Abuhaera di Pilkada Konut

“Salah satu keuntungan utama dari inovasi Pak Tani Konasara adalah penggunaan data dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem pengumpulan dan analisis data, para petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memperbaiki kualitas tanaman dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, program P2KP dengan melakukan transformasi digitalisasi Pak Tani Konasara juga dapat membuka peluang baru untuk pengembangan bisnis pertanian,” kata Ruksamin, Jumat (11/8/2023).

Mantan Ketua DPRD Konut itu mengungkapkan, jika daerah yang dipimpinnya terdapat beberapa komoditas pangan mengalami tren peningkatan signifikan. Diantaranya komoditas kacang tanah, kedelai, bawang merah, cabai besar serta cabai rawit.

BACA JUGA :  Rencana PT Antam UBPN Konut "Mutasi" Tenaga Kerja Luar Daerah Tuai Kecaman

“Produktivitas kacang tanah mencapai 10,5 ton/hektar dengan predikat tertinggi ke-2 se Sultra. Produktivitas kedelai 1,6 ton/hektar, bawang merah 7,5 ton/hektar, cabai besar 17,8 ton/hektar, serta cabai rawit 21,2 ton/hektar,” beber Ketua DPW PBB Sultra itu

”Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak utamanya peran pemerintah daerah melalui penyuluh pertanian dalam pemberian bantuan bibit, melakukan monitoring, evaluasi, dan pendampingan, serta peran Perusahaan Umum Daerah Konasara dalam pemasaran yaitu pembelian langsung hasil panen petani,” tambahnya.

Bersama Kabupaten Konawe Utara dengan aplikasi “Pak Tani Konasara. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara juga melaunching aplikasi “Sipengharapan”.

Redaksi

Komentar