Alat Rontgen Rusak, Dirut RSUD Butur Sebut Penyebabnya Listrik

Buton Utara, Daerah131 Dilihat

BUTON UTARA – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi tenggara (Sultra), Dr. Waode Fortanita terkesan lamban dalam melakukan perbaikan perawatan alat kesehatan berupa rontgen.

Keluhan itu diutarakan oleh Bambang. Dirinya sangat menyayangkan lambatnya proses perbaikan alat rontgen di RSUD Butur.

“Sangat disayangkan kepada Direktur RSUD Butur sampai saat ini sudah setahun lebih belum ada langkah-langkah atau tindakan perbaikan alat rontgen,” kata Bambang, Minggu (5/2/2023).

Dia menuturkan, jika alat rontgen tersebut rusak sejak bulan November 2022 lalu. Namun, hingga saat ini alat tersebut belum juga bisa digunakan.

“Cukup memprihatinkan ketika pasien untuk mengecek penyakit yang mereka derita harus pergi di Kota Kendari atau Baubau. Padahal ketika alat rontgen ada, mereka cukup mengecek di RSUD Butur dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang begitu banyak”, jelasnya.

Ditempat terpisah, Direktur RSUD Butur, dr Waode Fortanita mengakui, jika alat radiologi sempat mengalami kerusakan dari tanggal 23 juni 2022 yang lalu.

BACA JUGA :  Direktur Eksekutif Explor Anoa Oheo Apresiasi Pemkab Konut Tetapkan Ruas Jalan Puusuli-Mandiodo Sebagai Jalan Kabupaten

“Kerusakan itu disebabkan karena tidak stabilnya listrik di Butur. Mati menyala, mati menyala akhirnya rusak alat rontgen,” belanya.

Kata dia, dari awal dirinya telah mengeluh dihadapan DPRD pada saat rapat pembahasan terkait listrik yang tidak stabil, karena resiko alat-alat di RSUD akan rusak dan perbaikannya mahal bisa mencapai ratusan juta lebih.

“Jadi dulu saya minta untuk dibantu anggaran agar listrik di RSUD stabil dengan penambahan daya, grounding, stavolt dan UPS. Alhamdulillah, diakomodir tim TAPD diperubahan 2022. Namun perubahan kemarin terlambat, realisasi dipertengahan November 2022,” katanya.

“Perbaikan alat-alat di RSUD ini mahal tidak bisa kita mau taktisi dulu pake dana pribadi, soalnya memakan anggaran ratusan juta lebih hanya untuk perbaikan,” tambahnya.

Dirinya menambahkan, jika alat yang dimaksud sudah diperbaiki dan bisa digunakan pada bulan Desember 2022. Akan tetapi, pada saat dicek ternyata ada kebocoran sekitar 16 Volt.

BACA JUGA :  Mantan Kepala BKAD Konut Angkat Bicara Terkait Pinjaman Daerah

“Ternyata di travo PLN yang mengarah ke gedung radiologi RSUD ada yang hilang alatnya berupa kabel dan grounding. Kalo tidak salah itu diambil. Tidak tau siapa yang mengambilnya,” terangnya.

Dengan kebocoran sekitar 16 volt, lanjutnya, dokter RSUD tidak berani mengoperasikan alat rontgennya karena sangat berbahaya dan bisa rusak alatnya.

“Kalau rusak biaya perbaikannya ratusan juta dan butuh waktu lama untuk perbaikannya, karena masih nunggu tanggapan dari pihak penyedia dari teknisinya bersedia atau tidak, menunggu sparepartnya juga lama karena jauh. Iyah kalo ada, kalo nggak ada di Indonesia pasti dipesankan dulu diluar negeri,” ungkapnya.

“Kemarin akhir Januari pihak PLN sampaikan sudah diperbaiki. Namun, setelah dicek, ternyata lagi-lagi masih ada kebocoran lagi  2 volt. Jadi masih menunggu sampai tidak ada kebocoran lagi baru bisa dipakai. Ini saya masih menunggu konfirmasi lagi dari pihak PLN,” tutupnya.

Laporan: Safrudin Darma

Komentar