Gaungkan Potensi Wisata di Wakatobi, Dispar Sultra Gelar Festival Film dan Foto

Peristiwa142 Dilihat

WAKATOBI – Dalam rangka mendukung para pegiat ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra), menghelat Festival Film dan Foto Wakatobi 2022 di Ampupu Beach Resort.

Ajang prestisius tersebut digelar selama tiga hari yakni 14-16 November dan diikuti 40 peserta komunitas film dari Wakatobi, Kendari, Baubau, Konawe dan Makassar. Kegiatan ini juga menghadirkan sutradara film dari daerah dan nasional.

Kadis Pariwisata Sultra, Belli Harly Tombili mengatakan, festival ini juga bertujuan untuk menggaungkan Wakatobi hingga kanca Internasional melalui karya pegiat ekonomi kreatif lokal sehingga mata wisatawan Indonesia maupun luar negeri dapat tertuju ke Wakatobi.

“Sekarang memang sudah dikenal sampai ke nasional dan internasional, tapi kita mengharapkan dan bermimpi meledakkan kembali Kabupaten Wakatobi sebagai daerah destinasi wisata. Tidak seperti sebelumnya tapi kembali mengangkat pada skala level yang lebih besar lagi,” kata Belli kepada awak media, Senin (14/11/2022).

Belli mengungkapkan, pihaknya dominan mengarahkan kebijakan penganggaran ke Wakatobi karena wisatanya menjadi garda terdepan. Terlebih Wakatobi masuk dalam 10 besar destinasi wisata terbaik di Indonesia.

“Pemerintah pusat saja memasukkan Wakatobi sebagai 10 destinasi terbaik di Indonesia dari ribuan destinasi yang ada, tentu kami dari provinsi mendukung penuh kebijakan pusat,” ungkap Belli.

Belli menuturkan, jika wisata di Wakatobi mampu mempertahankan kredibilitasnya, otomatis daerah lain di Sultra akan merasakan dampak yang signifikan.

“Jadi wisatawan pasca berkunjung ke Wakatobi juga dapat berkunjung ke daerah lainnya, seperti Baubau, Buton, Butur, kota Kendari, dan sebagainya,” tutur Belli.

Sementara itu, Kadis Pariwisata Wakatobi, Nadar menjelaskan, Wakatobi ditetapkan sebagai daerah kreatif dan inovatif Indonesia dengan sub sektor film, animasi dan videografi sejak tahun 2019. Sebab itu kegiatan festival kali ini guna mengembangkan segala potensi yang ada.

“Ini menjadi simbol besar tidak hanya bagi Wakatobi tetapi juga Sulawesi Tenggara,” jelas Nadar.

“Ada 16 sub sektor, tetapi minimal beberapa yang dianggap prioritas seperti kuliner, kriya, kemudian seni pertunjukan, musik dan lain sebagainya bisa terintegrasi dan berkolaborasi di satu ekosistem,” tambahnya.

Nadar berharap, karya para pegiat ekonomi kreatif di Sultra dapat menembus kanca internasional, dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif, sub sektor film, animasi dan videografi menjadi garda terdepan baik dalam mentriger sub sektor lainnya dan promosi daerah.

“Untuk di kabupaten Wakatobi, penting untuk kita menjaga momentum dan membuka motivasi teman-teman pelaku film ini agar tidak berhenti untuk mengalir dan berkarya,” harap Nadar.

Laporan : To

Komentar