Permintaan Rujukan Ditolak, Pasien BPJS Keluhkan Pelayanan Puskesmas Wakorut

Buton Utara, Daerah167 Dilihat

BUTON UTARA – Pelayanan di Puskesmas Wakorumba Utara (Wakorut), Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), tuai keluhan dari pasien.

Seorang warga asal Desa Wantulasi, Kecamatan Wakorut yang enggan disebutkan namanya mengaku keberatan dengan pelayanan yang ia peroleh di fasilitas kesehatan tingkat pertama itu.

Awalnya, Senin 7 November lalu pasien tersebut berkunjung ke Puskesmas untuk memeriksakan kondisi anaknya yang mengalami sakit di telinga dan rasa nyeri yang dialami pada bagian perut pasca operasi caesar.

Penyakit yang dirasakan sang anak di telinganya tak kunjung sembuh meski sudah ditindak berulang kali dengan melakukan pencucian oleh tenaga medis.

Makanya, perlu dirujuk karena sakit yang dialami semakin parah. Namun, rujukannya disetujui dokter setelah anak itu menjerit kesakitan.

“Fasilitas di Puskesmas itu kan terbatas. Kalau penyakit pasien tidak ada perubahan harusnya dirujuk, tapi ini nanti sudah menangis kesakitan baru mau dirujuk. Tindakannya hanya mau dicuci ulang,” ungkap sang ibu, Sabtu (12/11/2022).

Sulitnya mendapat surat rujukan juga dialami sang ibu. Dokter menolak permintaan rujukannya untuk USG di Rumah Sakit yang memiliki fasilitas lebih memadai.

Sementara, ia sudah tak tahan dengan rasa nyeri yang dirasakan hingga membuat badannya terasa demam beberapa hari.

BACA JUGA :  PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2024

Ditakutkan, jangan sampai terdapat cairan akibat inveksi luka jahitan pasca operasi. Apalagi dokter yang melakukan pemeriksaan hanyalah dokter umum, bukan dokter ahli kandungan. Sedangkan tindakan dokter umum di Puskesmas hanya ingin memberi perawatan dan obat anti biotik.

Itu pun obat anti biotik dan pereda rasa nyeri yang diberi, sudah berulang kali dikonsumsi, namun tak ada perubahan. Karena sudah tak tahan, sang ibu terpaksa harus ke rumah sakit tanpa ada surat rujukan.

“Dokternya tidak mau kasi rujukan karena katanya nanti ditegur sama pihak BPJS. Memang saya pasien BPJS, tapi setelah saya tanya di BPJS tidak ada intervensi begitu. Makanya saya dan keluarga keberatan,” ujarnya.

Ironisnya, Kepala Puskesmas yang mengetahui kondisi itu, bukannya menyelesaikan secara baik, malah mendatangi pihak pasien sambil melontarkan kata-kata tidak menyenangkan.

“Katanya Kapus, kami disuruh datang ketemu dia di kantor, mau diajar dan diancam lapor balik. Tidak tau juga lapor apa yang dimaksud,” bebernya.

Atas panggilan itu, pihak keluarga pasien datang kembali ke Puskesmas untuk meminta penjelasan, namun Kapus hanya diam tak berkutik. Dengan penuh kekesalan, sang ibu dan suami beranjak lalu menuju Kota Baubau untuk mendapat perawatan di RS Siloam sebagai pasien umum.

BACA JUGA :  Soal Polemik di Ruas Jalan Kabupaten Puusuli-Mandiodo, Dishub Konut Sebut Perusahaan Salah Alamat Laporkan Warga ke APH

Alhasil setelah diperiksa, terdapat cairan akibat inveksi pada bagian dalam perut dekat rahim yang harus segera ditindak. Saat itu, anjuran dokter ahli jika tak boleh diberi obat terlebih dulu sebelum hasil LABnya keluar.

“Untung saya periksa cepat. Kalau tidak, bisa jadi tambah parah,” katanya.

Sang suami yang sangat kesal dengan perlakuan meminta pihak pemerintah untuk memberi pendidikan khusus kepada pihak puskesmas. Jangan semenah-menah berbuat tidak baik pada pasien, apalagi sampai melontarkan kata-kata tidak menyenangkan.

“Kalau perlu dicopot saja itu, supaya tidak ada lagi pasien yang diperlakukan seperti itu,” kesalnya.

Sementara itu, Kapus Wakorut, Kusmayanti saat dihubungi media ini berkelit soal adanya keluhan pelayanan di instansinya. Kata dia, hal itu tidaklah benar.

“Tidak ada masalah di sini. Semua hanya miskomunikasi saja. Kalau mau konfirmasi nanti datang saja di sini pak,” singkatnya sembari memutuskan sambungan telepon.

Laporan : Erwino

Komentar