MUNA BARAT – Membangun suatu daerah tidaklah mudah tanpa adanya dukungan dari setiap kalangan. Dibutuhkan terobosan-terobosan dari seorang kepala daerah yang dapat menumbuhkan kepercayaan sehingga niatnya berjalan sukses.
Inilah kira-kira yang dilakukan Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Bahri saat ini. Sejak dirinya diberi amanah menjadi orang nomor satu di Bumi Laworoku atas rekomendasi Menteri Dalam Negeri (Menteri), Tito Karnavian, dia langsung tancap gas.
Beragam ide, program dan strategi pun diluncurkan Direktur Perencanaan Keuangan Daerah, Kemendagri itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Kendati banyak tantangan yang mesti dilalui, ia tak gentar. Pintanya tak lain, bila ada kesalahan silakan ditegur, namun, manakala itu benar, maka dukunglah.
“Kritik dan dukungan sangat dibutuhkan untuk mendongkrak semangat kita dalam bekerja,” kata Bahri.
Jebolan STPDN 07 ini tak punya niatan buruk tatkala dirinya mengemban amanah dalam melanjutkan pembangunan di wilayah pecahan Kabupaten Muna itu. Ia hanya ingin menjalankan perintah undang-undang dalam mensejahterakan rakyat dan memajukan daerah. Makanya, ia selalu berpesan pada masyarakat agar diberi kepercayaan.
“Nanti kita lihatlah hasilnya seperti apa. Insya Allah, niat saya tulus dan ikhlas membangun daerah kampung halaman yang kita cintai ini,” imbuhnya.
“Saya tidak mungkin menghianati keluarga dan leluhur saya di sini,” timpalnya.
Sementara itu, juru bicara (Jubir) Bupati Mubar, Muhammad Fajar Fariki mengaku, jika tak ada yang perlu diragukan dari seorang Dr Bahri kala menahkodai Bumi Laworoku. Penunjukannya sebagai Pj Bupati oleh Mendagri, bukanlah tanpa alasan.
Kata dia, Bahri jelas memiliki kapasitas dan integritas yang mumpuni dalam menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Apalagi didukung dengan status sebagai Direktur Perencanaan Keuangan Daerah, Kemendagri, tentu dapat memudahkan langkahnya untuk membawa masuk anggaran-anggaran dari pusat demi perkembangan daerah.
“Sebagai putra asli daerah, kita harus berkeyakinan bahwa tidak mungkin beliau melakukan sesuatu yang bisa merugikan daerah kampung halamannya ini,” sebutnya.
Fajar juga menerangkan, Dr Bahri telah mengantongi konsep dan ide sebagai instrumen dalam menata daerah menuju ke arah yang lebih baik lagi. Disadari betul, jika pikiran, tenaga dan langkah kaki pimpinannya itu juga terbatas. Dibutuhkan bantuan serta dukungan semangat dari seluruh masyarakat.
“Butuh ketulusan jiwa dan keikhlasan nurani dalam membangun negeri Muna Barat. Akan sempurna dengan adanya dukungan spirit dari masyarakat,” tandasnya.
Laporan : Erwino