Melihat Goa Kota Langgai, Kampung Pertama di Tanah Lembo Konawe Utara

Budaya, Konawe Utara281 Dilihat

KONAWE UTARA – Kecamatan Lembo adalah salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Wilayah itu merupakan yang menyimpan salah satu potensi wisata yang masuk program segi tiga berlian Bupati Ruksamin, yakni wisata permandian pantai Taipa.

Namun siapa sangka, dibalik permandian pantai Taipa, Kecamatan Lembo sesungguhnya juga memiliki wisata alam, yakni Goa Kota Langgai.

Jika hendak berkunjung ke wisata yang memacu adrenalin itu, jarak dari Jalan Trans Sulawesi Kelurahan Lembo ke Goa Kota Langgai berjarak sekitar 4 kilo meter dan ditempuh dengan berjalan kaki.

Selama perjalan yang ditempuh sekitar 45 menit itu, kita akan terlebih dahulu menyebrangi sungai. Selanjutnya menusuri jalan setapak dan tak lama kemudian tibalah kita di Goa Kota Langgai.

Setiba di depan pintu goa, pengunjung akan melihat sejarah peninggalan masyarakat Lembo terdahulu yang masih berserakah, seperti piring-piring dan tengkorak manusia.

Kata Langai adalah sebuah nama dalam suku bahasa tolaki yang artinya laki-laki. Yang konon katanya tempat tersebut telah ada sebelum Negara Indonesia merdeka. Namun, siapa yang memberikan nama tersebut belum diketahui secara pasti.

BACA JUGA :  Soal Beasiswa, Calon Bupati Ikbar : Mereka Baru Janji, Konasara II Sudah Lakukan, Konasara III Siapkan Perdanya

Salah satu warga Kelurahan Lembo, Udin menuturkan Goa Kota Langgai merupakan peninggalan leluhur yang akan selalu dijaga kelestariannya.

“Ini adalah tanah adat masyarakat yang ada di Lembo. Dan sudah berapa orang yang jadi kepala desa di Lembo sampai saat ini mengatakan ini adalah aset masyarakat Kelurahan Lembo tidak boleh ada yang mengganti,” kata pria umur 54 tahun itu.

Masuk ke dalam goa, terdapat sebuah ruangan sebelah kiri terdapat patung manusia yang menyerupai sedang melakukan sholat.

“Setelah itu kita dapat lagi ruangan sebelah kanan pintu kedua masuk. Sekitar 20 meter masuk dalam di sebelah kiri itu ada semacam keris hanya sudah berbentuk batu. Sebelahnya itu ada semacam tempat istirahay menyerupai ranjang,” terangnya.

Sayangnya, peninggalan sejarah itu terancam rusak karena adanya informasi akan masuknya aktivitas pertambangan galian C jenis batu.

BACA JUGA :  Mantan Kepala BKAD Konut Angkat Bicara Terkait Pinjaman Daerah

Selain Goa Kota Langgai yang memiliki lebih dari 10 pintu masuk, berjarak sekitar 300 meter terdapat juga Goa Kota Ndina yang hanya memiliki satu pintu dalam bahasa Indonesianya Kota Perempuan yang dibatasi oleh sungai Lembo.

“Ada segelintir orang telah mengkapling memasukan perusahaan. Sementara apapun modelnya kami tidak izinkan masuk. Karena ini tanah leluhur kami, tanah ada kami. Makanya kami minta bantuan agar Pemda bagaimana bisa dibantu menjadi taman wisata. Apapun bentuknya kami akan melawan,” ujarnya.

Salah satu generasi muda Kelurahan Lembo, Deni Setiawan mengharapkan, Goa Kota Langai dapat dijadikan sebagai salah satu tempat wisata.

Kata Deni, dari buku yang ia telah baca hasil tulisan Basrin Melamba dan kawan-kawannya menerangkan keberadaan Kapitan di Lembo.

“Dasar itu menjadi penguatan kami untuk meneruskan kepada generasi bahwa di Lembo ini ada bagian sejarah dari Kerajaan Konawe. Harapan kami, mari kita sama-sama menjaga tempat ini,” katanya.

Laporan : Mardin

Komentar