MUNA BARAT – Guna mencegah stunting tinggi, Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB) Muna Barat akan mengganti kampung Keluarga Berencana (KB) dengan wujudkan keluarga berkualitas di Kecamatan Sawerigadi.
Dalam mewujudkan keluarga berkualitas itu ada delapan unsur yang bakal dilakukan BPPKB Mubar. Diantaranya, agama, sosial budaya, cinta kasih, reproduksi, perlindungan, pembinaan edukasi, ekonomi, serta lingkungan.
Kepala Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Muna Barat, La Ode Andi Muna mengatakan, dari delapan unsur, peran agama merupakan paling utama dalam menciptakan keluarga yang berkualitas.
Menurut dia, agama mengajarkan baik dan buruk sebagai pedoman dalam menjalankan segala aktifitas di dunia.
“Apapun yang kita lakukan harus bersandar pada agama, bagaimana membina keluarga,hidup sehat. Pola ini juga masuk sebagai upaya mencega angka Stunting,” katanya, Jumat (10/6/2022).
Andi melihat, stunting disebabkan kekurangan gizi sehingga terjadinya gagal tumbuh dan berkembang, kerdil tidak seperti pertumbuhan manusia biasanya. Sehingga pemerintah dituntut untuk hadir memberikan intervensi dengan memberikan edukasi kepada keluarga terkait bagaimana pola asuh dan makan yang baik kepada anak.
“Nah, melalui Dinas BPPKB kita mendorong kepada keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,” tandasnya.
Salah satu tokoh pemekaran Mubar ini juga menyampaikan, demi mewujudkan keluarga berkualitas, maka tidak boleh ada batasan untuk melarang kelahiran anak.
Menurutnya, kepadatan penduduk di kota besar, termasuk Jakarta, bukan karena angka kelahiran yang besar, tetapi karena adanya urbanisasi, dimana banyak warga yang datang dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan.
Sehingga pemerintah pusat mengeluarkan program secara menyeluruh keluarga berencana, di mana cukup dua anak, namun saat ini ada kebijakan yang baru, di mana bukan melarang angka kelahiran tetapi mengatur jarak kelahiran.
Andi juga mengakui, bahwa Muna Barat telah menjadi satu kabupaten. Namun kata dia, Mubar masih jauh tertinggal dengan kabupaten-kabupaten lain, salah satunya dikarenakan faktor penduduk yang kurang.
“Maka orang yang tidak sependapat kalau ada kebijakan melarang orang melahirkan karena kalau kita terus menggenjot untuk membatasi kelahiran, daerah ini tidak akan pernah maju,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sawerigadi, La Rekese mengungkapkan, untuk menciptakan keluarga berkualitas atau generasi yang berkualitas guna melanjutkan kepemimpinan dimasa mendatang yaitu dengan menciptakan anak yang bertakwa.
“Generasi yang berkualitas itu tidak terlepas dari seseorang yang beriman dan bertakwa,” ucapnya.
Makanya, di dalam keluarga atau masyarakat harus bahu membahu untuk mengetahui tentang ajaran agama, guna membina antar sesama yang belum tersentuh hatinya berdasarkan nilai-nilai agama.
“Sehingga harapan dari Kaban BPPKB, nantinya masyarakat sadar dan makin teredukasi agar bisa membangun keluarga di tengah-tengah masyarakat yang berkualitas sekaligus keluarga yang menjadi harapan bangsa,” harapnya.
Laporan : Pialo
Komentar