2022, BPS Bombana Bakal Update Data Penduduk Hingga 30 Juni Mendatang

Bombana, Daerah157 Dilihat

BOMBANA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bombana, saat ini tengah melakukan sensus updating atau pemuktahiran data penduduk pada wilayah Kabupaten Bombana. Hal itu bertujuan untuk memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk.

Berdasarkan data BPS Presentase penduduk miskin untuk Kabupaten Bombana Pada tahun 2019: 10.56 di tahun 2020: 10.01 di tahun 2021: 10.76

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bombana pada tahun: 2017: 64,49, 2018: 65,04, 2019: 65,65, 2020: 66,05, 2021: 66,25.

Adapun variabel yang akan disurvei yaitu karakteristik penduduk, migrasi, pendidikan dan komunikasi, disabilitas, ketenagakerjaan, fertilitas, mortalitas, kemudian, memperbarui data yang akan digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk, menyediakan data karakteristik penduduk dan perumahan, dan sumber data dari indikator kependudukan.

BACA JUGA :  Mantan Kepala BKAD Konut Angkat Bicara Terkait Pinjaman Daerah

Kepala BPS Kabupaten Bombana, Sudirman Mengatakan, sensus penduduk pada wilayah Bombana yang dimulai pada tanggal 15 Mei 2022 hingga hari ini telah mencapai angka 90 persen.

“Kegiatan pendataan berlangsung pada tanggal 15 Mei 2022 di rumah tangga terpilih, setiap petugas mencatat 4 sampai 5 blok sensus, nah rata-rata petugas sensus sudah mencatat menyelesaikan 4 blok, dan bahkan sudah ada yang selesai seperti di daerah Poleang Barat,” kata Sudirman, Senin 23 Mei 2022.

Sudirman menjelaskan untuk sampelnya, pihaknya bakal menjalankan pada 1-30 Juni mendatang. Kata dia, pengambilan sampel sensus itu memiliki 48 pertanyaan yang akan ditanyakan oleh tim.

BACA JUGA :  Usai Cuti Kampanye, Pekan Depan Ruksamin Kembali Aktif Menjadi Bupati Konut

“Sampel blok sensus ini diturunkan langsung dari pusat itulah yang kita updating karena kita sudah punya data dasar waktu sensus penduduk tahun 2020 nah data ini yang kita mau update,” jelasnya.

Ia menambahkan, survei ini dilakukan untuk memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, memperoleh data untuk penghitungan parameter demografi baik kelahiran, kematian, dan migrasi, yang bersumber data dari indikator angka kematian ibu.

“Kalau ada perubahan itu yang kita perbaiki kalau ada yang pindah kita keluarkan kalau ada yang masuk baru kita tambahkan di daftar sampel itu,” tutupnya.

Laporan: Abdul Muis

Komentar