KONAWE UTARA – Pasca aksi demonstrasi di Jakarta yang menuntut pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Antam di Blok Mandiodo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), beberapa waktu lalu.
Membuat Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) RI yang dipimpin oleh Ketua, Sugeng Suparwoto menyambangi langsung kantor PT Antam di Blok Mandiodo, Kamis (24/3/2022) kemarin.
Kunjungan Komisi VII DPR RI di lokasi langsung adalah untuk memastikan secara langsung adalah untuk melihat problem survey. Hasilnya, dia sendiri pun sedikit kaget dengan fakta di lapangan.
Pasalnya, kedatangan rombongan wakil rakyat disambut oleh aksi demonstrasi juga dari ribuan masyarakat lingkar tambang di Blok Mandiodo yang mendukung proses penambangan PT Antam, karena dianggap telah memberdayakan pengusaha lokal.
“Kujungan kami hari ini adalah melakukan kunjungan problem survey dan setelah kami melakukan dialog langsung dengan beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan beberapa konsorsium serta aktivis mahasiswa. Saya sangat terkejut, sebab apa yang di suarakan oleh para pendemo di Jakarta sangat bertolak belakang. Di mana aksi di Jakarta menolak keberadaan PT Antam, sementara masyarakat di sini PT Antam merupakan angin segar dan membawa kehidupan baru,” kata Sugeng Suparwoto.
Menurut Sugeng, keberadaan kekayaan alam berupa nikel di Blok Mandiodo harus dikelolah demi kemamfaatan masyarakat sekitar lingkar tambang.
“Tadi kita sudah diskusi dengan Dirut PT Antam dan yang membawah aspirasi ini, kami akan membentuk tim yang akan dipimpin langsung oleh Pak Rusda Mahmud. Apa yang menjadi komitmen kita bersama yang belum terlaksana akan terus kita gali,” ujarnya.
Dia sendiri dan kelembagaan mengucapkan terima kasih dan sangat respek melihat antusias masyarakat, mahasiswa dan pengusaha lokal menyambut Komisi VII DPR RI. Apalagi apa yang disuarakan benar-benar berasal dari hati nurani.
“Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran tokoh masyarakat, mahasiswa dan pengusaha lokal. Saya selaku pimpinan sangat respek, karena yang dikemukakan bahasa yang hebat, bahasa yang jenius, bahasa yang keluar dari nurani. Itulah faktanya bagaimana mengelola kekayaan SDA agar bermamfaat sebagaimana yang diamahkan oleh konstitusi kita,” terangnya.
Laporan : REDAKSI