KENDARI – Puluhan ibu-ibu yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang di kawasan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Morosi, Kabupaten Konawe mendatangi Mapolsek Bondoala, Jumat 9 April 2021.
Kedatangan mereka adalah mengadu ke pihak Aparat Penegak Hukum (APH). Pasalnya, mereka trauma pasca aksi demo yang berakhir ricuh yang terjadi akhir-akhir ini, disekitar lokasi PT VDNI.
Rasa trauma itu dirasakan bagi anak-anak dan sejumlah ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pedagang.
Seorang warga didesa Puruy, Kecamatan Morosi berinisial DYT mengatakan sejak terjadi unjuk rasa yang berujung anarkis, berdampak buruk terhadap para pedagang.
“Usaha kami tidak bisa jalan, kami trauma, kami sekarang merasa tidak nyaman selalu was-was, karena jangan sampai ada lagi kejadian demo,” ucapnya, Jumat 9 April 2021.
“Kami juga takut kejiwaan anak kami terganggu, karena mereka masih kecil, kita tidak mau terjadi apa-apa dengan anak-ana gara-gara keributan itu,” lanjutnya.
DYT berharap aparat kepolisian dapat menciptakan lingkungan yang aman dan tentram untuk para pedagang setempat yang berada di wilayah Morosi.
“Kami harap ini bisa menjadi perhatian polisi, karena kami merasa terancam dengan kejadian-kejadian begitu. Saya bersama ibu-ibu yang lainnya melaporkan ke kepolisian, agar tindakan serupa tidak terjadi lagi,” harapnya.
Saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kapolsek Bondoala IPTU Reginald Sujono, membenarkan telah menerima aduan masyarakat terkait keresahan akibat dampak buruk dari kerusuhan yang kerap terjadi dikawasan pedagang.
“Iya benar, kemarin ada banyak ibu-ibu pedagang yang datang mengadu kepada kami di Polsek Bondoala. Dan proses itu akan ditindak lajuti,” ujarnya, Sabtu 10 April 2021.
“Agar tidak lagi terjadi aksi-aksi sedemikian rupa yang berujung ricuh. Sebab, selain membuat usaha mereka terhambat juga memberi efek trauma bagi anak-anak setempat,” lanjut Reginald saat dikonfirmasi.
Laporan: Aldi R