KENDARI – Ada pemandangan beda yang dilakukan generasi muda Kota Kendari dalam menyampaikan kritikannya ke pemerintah setempat. Biasanya, kritikan itu disuarakan lewat aksi demonstrasi.
Namun beda halnya dengan pekerja seni dari Unit Kegiatan Mahasiswa Seni IAIN Kendari. Kaum milenial ini menggelar kolaborasi pementasan seni teater sebagai kritik untuk pemerintah.
Kegiatan itu dilakukan di Taman Kota dan perempatan lampu merah MTQ pada, Sabtu 27 Maret 2021. Penampilan ini lahir dari keresahan tentang wabah Covid-19 dan kondisi lingkungan Kota Kendari.
Aldy, pekerja seni dari Unit Kegiatan Mahasiswa Seni IAIN Kendari mengatakan, jika kegiatan teater yang dilaksanakan merupakan bentuk ekpresi menyikapi polemik pandemi yang tak kunjung reda.
“Kami membungkus diri itu artinya kami bersembunyi dengan adanya berita bahwa Covid-19 mematikan,” ujarnya.
Menurut Aldy, penampilan yang dilakukan juga menggambarkan soal vaksinasi yang digaungkan oleh pemerintah, gambaran menyuntikkan vaksin lalu pingsan setelah di vaksin.
“Disuntik vaksin juga, saya secara pribadi sebenarnya takut untuk divaksin,” katanya.
Berikutnya, pementasan ini berlanjut dilampu merah MTQ. Pemeran dalam pementasan ini duduk melingkar ditengah perempatan sembari bergitar dan bernyanyi.
Tampak salah seorang penampil diwajahnya terlukis masker, berteriak untuk jaga jarak dan memakai masker menegur pengendara yang melintas.
Sementara dari Komunitas Bengkel Literasi Wawowanggi, Jabal Nur menerangkan, pementasan ini adalah bentuk kritikan pada pemerintah agar lebih peduli dengan lingkungan Kota Kendari.
“Beton-beton lebih banyak berdiri dari pada pohon-pohon untuk kebutuhan manusia,” ungkapnya.
“Sedikit ada gerakan-gerakan simbolik bagaimana menyiram beton-beton dan besi yang tumbuh subur di kota ini ketimbang pepohonan,” tutupnya.
Reporter : A. Arief