Menjawab Fitnah Dengan Fakta di Momentum Pilkada

Advetorial98 Dilihat

Oleh: Yusran Taridala, Sekretaris Pemenangan Konasara Jilid II

“Biarkan Kebenaran Menemukan Jalannya Sendiri”. Kutipan ini tak hanya menjadi kiasan kalimat belaka. Padanan kata yang membentuk sebuah narasi menjawab tudingan dari kelompok ekstrimis, tentang fitnah yang selama ini digaungkan oknum tertentu. Mulai istilah “Pakulibiri” hingga kegagalan.

Kedua istilah ini muncul dimomentum Pilkada Konut. Istilah inipun keluar dari lisan oknum orang-orang yang secara pribadi kecewa/barisan sakit hati. Karena kepentingan pribadinya (bukan kepentingan umum) belum/tidak terakomodir, terutama dengan bagi-bagi proyek dan olahan uang receh.
Mereka meminta jatah proyek secara membabi buta (tanpa melihat persyaratan formal berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku), sementara mereka sendiri tidak memiliki perusahaan untuk mengikuti lelang, atau, kalaupun memiliki

perusahaan, mereka tidak memiliki cukup persyaratan modal dasar untuk mengerjakan proyek (seperti alat berat, biaya awal, dll). Banyak dari mereka juga berharap dapat jatah proyek dan

Istilah ‘gagal’ itu seharusnya muncul dari hasil pengukuran terhadap indikator-indikator pencapaian sebagaimana yang ditetapkan sebelumnya oleh Bupati dan Wakil Bupati secara bersama-sama. Oleh karena itu, yang perlu dipertanyakan terkait klaim ‘gagal’ tersebut?

Namun secara kasat mata, bagaimana bisa Ruksamin dikatakan gagal membangun Konawe Utara bila faktanya (menurut Data BPS):

83,11 persen dari 699,4 km Jalan Kabupaten telah berada pada kondisi mantap dengan panjang jalan yang diaspal selama kepemimpinan H. Ruksamin sepanjang 70,05 km. Kemudian, capaian Indeks Pembangunan Manusia Konawe Utara pada tahun 2018 mencapai angka 68,5 point, atau rangking keenam yang tertinggi dari 17 kabupaten/kota se Sulawesi Tenggara.

Hingga tahun 2019, sebesar 61,81 persen dari 22 daerah irigasi di Konut telah berada dalam kondisi baik. Pada tahun 2019, sebesar 75,37 persen rumah milik masyarakat di Konut, telah tergolong sebagai rumah layak huni.

BACA JUGA :  Ditangan Kadispar Riyas Aritman, Labengki Raih Juara I Kategori Desa Wisata Berkembang

Hingga tahun 2019, telah terpasang sarana perpipaan sepanjang 79.907 meter dengan jumlah pipa sebanyak 13.319 buah. Pipa-pipa air bersih ini terpasang di 25 desa se Konut.

Rasio elektrifikasi di konawe utara hingga tahun 2019 telah mencapai 98,95 %. Sebanyak 2.100 batang tiang listrik telah terpasang di wilayah Kecamatan Wiwirano, Landawe, Langgikima dan Lasolo Kepulauan.

Pada tahun 2018, produksi beras di daerah ini telah mencapai 19.922 ton. Pada tahun yang sama, Pemda Konut telah menggencarkan penanaman tanaman jagung hingga jumlah produksi mencapai 2.687 ton. Selain itu, hingga tahun 2018 lalu, Pemda Konut telah membagikan berbagai jenis sarana mekanisasi pertanian kepada masyarakat, diantaranya sebanyak 48 unit traktor roda 4, 5 unit traktor roda empat multiguna, 153 unit traktor roda 2, 72 unit pompa air, 8 unit rice transplanter, 3 unit excavator, 10 unit alat tanam jagung, 84 unit handsprayer, dan lain sebagainya.

Pada tahun 2018, produksi daging ternak di Konut telah mencapai 92.881 kilogram, dan produksi telur mencapai 15.290 kilogram.

Hingga tahun 2018 lalu, Pemda konut telah mendorong perkebunan rakyat cengkeh seluas 363 ha, perkebunan kelapa dalam 400 ha, perkebunan lada 300 ha, dan perkebunan sawit mandiri seluas 154 ha.

Sejak tahun 2017, Pemda Konut telah membangun sentra industry perikanan di desa Muara Tinobu di mana pada sesi pembangunan tahap I, telah dibangun unit pengolahan ikan, pabrik es batu, tempat pengasapan ikan, tempat pengeringan ikan, pasar higienis serta sarana dan prasarana lainnya, seperti tempat pendaratan ikan, kantor pengelola, sarana perbengkelan nelayan, dan lain-lain.

Untuk menjamin kesejahteraan nelayan, Pemda Konut telah membagikan 3.120 kartu nelayan dan membagikan sarana perikanan berupa : 4 unit kapal penangkap ikan, 962 unit alat tangkap Gillnet permukaan dan dasar dan 318 unit alat tangkap bubu ikan.

BACA JUGA :  PT BSJ Serahkan Ambulance Laut dan Gelar Sunatan Masal

Sejak tahun 2016 hingga 2019, Pemda Konut antara lain telah membangun dan merehab 13 unit pasar, diantaranya adalah Pasar Lahimbua, pasar Tinobu, pasar Bende, pasar Matandahi, pasar Lambuluo, pasar Sawa, pasar Lamonae, pasar Molore dan pasar Langgikima.

Pemda Konut terus meningkatkan kapasitas produksi IKM, hingga pada tahun 2018 lalu, nilai investasi produksi IKM di daerah ini mencapai Rp. 20.651.781.000, dengan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 1.152 orang.

Pemda Konut telah menggelontorkan dana beasiswa sebesar Rp. 3.623.000 untuk mahasiswa Konawe Utara yang saat ini tengah berkuliah di 66 universitas di seluruh Indonesia.

Termasuk dalam hal ini adalah dana beasiswa untuk mahasiswa kedokteran di luar negeri sebesar Rp. 1.300.000.000 dan dana beasiswa untuk mahasiswa di universitas Lakidende sebesar Rp. 670.000.000.

Hingga tahun 2018, Pemda Konut telah merampungkan pembangunan 22 Puskesmas, dimana 13 Puskesmas diantaranya telah terakreditasi. Pada tahun ini pula, jumlah peserta jaminan kesehatan untuk kategori PBI dari dana APBD telah mencapai 26.746 orang.

Pada tahun 2018, Pemda Konut telah menyerahkan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 37 unit rumah senilai Rp. 250.000.000.-,

Pada tahun 2019, Pemda Konut memberikan bantuan kepada usaha ekonomi produktif senilai Rp. 100 juta per unit usaha kepada 10 unit usaha ekonomi produktif.

Pada tahun 2018, Pemda Konut telah memberikan bantuan usaha ekonomi produktif senilai Rp. 450.000.000. Pengelolaan keuangan daerah telah memperoleh opini WTP sejak tahun 2017 hingga saat ini.

Pada tahun 2018, Pemda Konut menerima penghargaan sebagai Terbaik II se-Sultra di bidang perencanaan pembangunan daerah, khususnya dalam penyusunan RKPD Tahun 2018. (***)

Komentar